Rabu, 12 Maret 2014

"MINTALAH, MINTALAH DAN MINTALAH"


Lukas 11:9
Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

Katakanlah ada seorang teman yang tengah malam datang mau meminjam beberapa bungkus mie instant. Sudah jelas kita punya 1000 alasan untuk menendang dia keluar.

Ya ampunnn, besok aku harus kerja, dan dia membangunkan aku malam-malam?
Cuma soal mie instant? Salah sendiri dia tidak menyimpan sedikit makanan!
Ngomong-ngomong, apa kita kenal dekat yah?
...dan sejuta alasan lainnya.

Mungkin kita akan mencoba pura-pura tidur dan berharap dia akan segera angkat kaki. Tapi ketika kita mendapati bahwa orang tebal muka ini tetap mengetuk pintu, mau tidak mau kita pun bangun dan memberikan apa yang dia minta. Bukan karena kita baik, tapi agar dia segera angkat kaki sebelum seisi rumah kita dan tetangga terbangun.

Jelas-jelas Allah Bapa kita tidak seperti itu. Dia bukan pemalas, Dia bukan orang lain, melainkan Bapa kita sendiri, Dia tidak kekurangan makanan dan segala harta lainnya. Jadi jika orang pelit di ataspun terpaksa bangun, betapa lebih lagi Bapa kita di Surga memberikan apa yang kita perlukan.

Terkadang kebenaran yang sederhana terlupakan di dalam hidup setelah kita dewasa, sementara kita semakin mandiri dan dunia semakin keras. Kitapun jarang meminta tolong kepada Tuhan. Tetapi biarlah hari ini kita ingat satu hal: mintalah pada Bapa. Mintalah dan mintalah, dengan iman...

Mintalah kepada Tuhan. Mungkin itulah sikap paling sederhana yang kita lupakan saat kita tumbuh dewasa.
 SAUH BAGI JIWA
Ibrani 6:19
Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,
Harapan adalah sikap yang sehat. Mengantisipasi yang baik membawa kenyamanan bagi pikiran dan hati. Sebaliknya, keadaan putus asa adalah suatu kondisi yang mengerikan. Ini luar biasa dan menyedihkan untuk berpikir bahwa apa yang Anda hadapi tidak dapat diubah atau diselesaikan. Bagi orang yang telah kehilangan semua harapan, kehidupan tampak seperti terowongan gelap yang panjang.

Penulis kitab Amsal bahkan menggambarkan hasil dari perasaan yang tertekan ini: "Harapan yang tertunda menyedihkan hati" (Amsal 13:12a). Emosional, fisik, dan bahkan penyakit mental menghantui orang yang merasa terjebak dalam situasi suram. Tapi saya ingin memberitahu Anda, bahwa selama ada Tuhan, tidak ada situasi yang tanpa harapan. Dalam Dia, kita memiliki janji-janji kehidupan.

Orang-orang percaya memiliki pengharapan yang menyauh jiwa mereka. Hubungan kita dengan Yesus Kristus membawa kita dekat dengan tahta surga, di mana kita dapat melemparkan semua beban kita di hadapan Allah yang Maha Kuasa. Selain itu, kita dapat berpegang teguh kepada-Nya saat berbagai  cobaan kita hadapi. Oleh karena kasihNya yang besar, Dia menyediakan kekuatan bagi tubuh lelah, perdamaian bagi pikiran yang cemas, dan kenyamanan untuk hati berduka. Singkatnya, DIA adalah lampu yang lembut di terowongan gelap yang menuntun kita keluar dari berbagai ujian dan pencobaan.

Ibarat kapal, pengharapan adalah jangkar terbaik untuk jiwa kita.

Jumat, 07 Maret 2014

fotoss