Minggu, 13 Desember 2009

Bisakah..?

Renungan Kristen Sehari-hari

Bisakah kita berdoa BAPA KAMI
Amsal 15:29

Amsal 15:29
"Tuhan itu jauh dari orang fasik, tetapi doa orang benar didengarnya."

Aku tidak dapat berkata,"Bapa"; Jika aku tidak dapat menunjukan hubungan ini dalam kehidupanku sehari-hari.

Aku tidak dapat berkata,"Kami"; Jika agamaku tidak ada tempat untuk yang lain dan kebutuhan mereka.

Aku tidak dapat berkata, "Yang di Surga"; Jika semua perhatian dan pencarianku adalah barang-barang duniawi.

Aku tidak dapat berkata, Dikuduskanlah Nama-Mu"; Jika aku yang memanggil nama-Nya belum hidup kudus.

Aku tidak dapat berkata, "Datanglah KerajaanMu"; Jika aku tidak menyerahkan semua kekuasaanku dan menempatkan kuasa Tuhan pada tempatnya.

Aku tidak dapat berkata, "Jadilah Kehendak-Mu"; Jika aku tak mau atau marah atas kehendak-Nya dalam hidupku.

Aku tidak dapat berkata, "Di Bumi Seperti di Surga"; Jika aku tidak benar-benar siap memberikan diriku sendiri untuk melayani-Nya di sini dan saat ini.

Aku tidak dapat berkata, "Berikanlah Kami Pada Hari ini Makanan Kami yang Secukupnya"; Jika aku tidak berusaha memenuhinya dengan usaha dan cara yang jujur atau dengan mengabaikan kebutuhan makanan dari saudara seiman.

Aku tidak dapat berkata, "Dan ampunilah Kami Akan Kesalahan Kami, Seperti Kami juga Mengampuni orang yang bersalah kepada Kami"; Jika aku terus menyimpan dendam kepada siapapun.

Aku tidak dapat berkata, "Dan janganlah membawa kami kedalam pencobaan"; Jika aku dengan sengaja memilih tinggal dalam satu situasi di mana aku kemungkinan besar akan dicobai.

Aku tidak dapat berkata, "Tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat"; Jika aku tidak siap bertempur dalam peperangan rohani dengan perlengkapan senjata Allah.

Aku tidak dapat berkata, "Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan"; Jika aku tidak taat dan tertib dalam kesetiaan kepada sang Raja.

Aku tidak dapat berkata, "Dan Kuasa"; Jika aku merasa takut akan orang di sekelilingku kerjakan atau katakan padaku.

Aku tidak dapat berkata, "Dan Kemuliaan"; Jika aku mendahulukan untuk mencari kemuliaanku sendiri.

Aku tidak dapat berkata, "Sampai selama lamanya"; Jika aku khawatir tentang peristiwa-peristiwa pada tiap hari.
Aku tidak dapat berkata, "Amin"; Jika aku tidak berkata dengan jujur, "Membayar harga yang seharusnya, ini adalah Doa ku."

Kamis, 10 Desember 2009

Bagaimana kalau Allah punya Telepon ?

Renungan Kristen Sehari-hari

Bagaimana kalau Allah punya Telepon ?

Bayangkan bila kita pada saat berdoa kita mendengar jawaban ini :
“ Terima kasih Anda telah menghubungi Rumah Bapa.

Pilihlah salah satu : ………
tekan 1 untuk meminta ;
tekan 2 untuk mengucap syukur ;
tekan 3 untuk mengeluh ;
tekan 4 untuk permintaan lainnya. “
Atau bagaimana jika Allah memohon maaf seperti ini :
“ Saat ini semua malaikat sedang membantu yang lain, tetaplah menunggu.
Panggilan anda akan dijawab sesuai dengan urutannya.”

Bisakah anda bayangkan bila pada saat anda berdoa, Anda dapat merespon seperti ini:
“ Jika Anda mau berbicara dengan Gabriel, tekan 1;
dengan Michail, tekan 2 ;
dengan malaikat Cinta, tekan 3;
dengan malaikat lainnya, tekan 4.”
“ Jika Anda ingin mendengar nyayian raja Daud saat menunggu, tekan 5.”
“ Untuk pesan tempat dirumah Bapa, tekan Y,O,H,A,N,E,S dan tekan 3,1,6.

Puji Tuhan, Allah mengasihi kita, anda dapat meneleponnya setiap saat!
Anda hanya perlu memanggil sekali dan Dia mendengar Anda, karena Yesus, Anda tidak akan pernah mendengar nada sibuk.

Tuhan menerima panggilan dan tahu siapa pemanggilnya secara pribadi. Ketika Anda memenggil, Tuhan menjawab;
Anda menangis minta tolong dan Dia akan berkata : “ Ini Aku “ ( Yesaya 58 : 9 )
Ketika dikecewakan sesama Yohanes 14
Ketika Anda ingin berbuah Yohanes 15
Ketika Anda berdosa Mazmur 51
Ketika Anda Khawatir Matius 6: 19-34
Untuk arti Kekristenan 1 Korintus 5:15-19
Ketika Anda menginginkan kedamaian dan ketenangan Matius 11:25-30
Butuh Motivasi Filipi 4:13 Butuh berkat I Petrus 3: 8-12

Selasa, 08 Desember 2009

Apakah Engkau Yesus?

Renungan Kristen Sehari-hari

Apakah Engkau Yesus?

Beberapa tahun yang lalu, sekelompok salesmen menghadiri pertemuan sales di Chicago. Mereka telah meyakinkan istri-istri mereka bahwa mereka akan mempunyai cukup waktu untuk makan malam bersama di rumah pada hari Jumat. Namun, manager sales menghabiskan lebih banyak waktu daripada yang telah diperkirakan dan pertemuan berakhir lebih lambat daripada yang telah dijadwalkan. Akibatnya, dengan tiket pesawat dan tas mereka di tangan, mereka berlari menerobos pintu airport, tergesa-gesa, mengejar penerbangan mereka pulang. Ketika mereka sedang berlari-lari, salah satu dari para salesman ini tidak sengaja menendang sebuah meja yang digunakan untuk menjual apel. Dan apel-apel itu beterbangan. Tanpa berhenti atau menoleh ke belakang, mereka semua akhirnya berhasil masuk ke dalam pesawat dalam detik-detik terakhir pesawat itu tinggal landas.

Semua, kecuali satu. Dia berhenti, menghela napas panjang, bergumul dengan perasaannya lalu tiba-tiba rasa kasihan menyelimuti dirinya untuk gadis yang menjual apel. Ia berkata kepada rekan-rekannya untuk pergi tanpa dirinya, melambaikan tangan, meminta salah satu temannya untuk menelpon istrinya ketika mereka sampai di tempat tujuan untuk memberitahukan bahwa ia akan mengambil penerbangan yang berikutnya. Kemudian, ia kembali ke pintu terminal yang berceceran dengan banyak sekali buah apel di lantai.

Salesman ini merasa lega ketika ia tiba disana. Gadis yang berumur 16 tahun ini buta! Gadis tersebut sedang menangis sesegukan, air matanya mengalir turun di pipinya, dan gadis itu sedang berusaha untuk meraih buah-buah apel yang bertebaran di antara kerumunan orang-orang yang bersliweran di sekitarnya, tanpa seorang pun berhenti, atau pun cukup peduli untuk membantunya.

Salesman itu berlutut di lantai di sampingnya, mengumpulkan apel-apel tersebut, menaruhnya kembali ke dalam keranjang dan membantu memajangnya di meja seperti semula. Seketika itu, ia menyadari bahwa banyak dari apel-apel itu rusak, dan ia mengesampingkan apel yang rusak ke dalam keranjang yang lain.

Setelah selesai, pria ini mengeluarkan uang dari dompetnya dan berkata kepada si gadis penjual, "Ini, ambillah $20 untuk semua kerusakan ini. Apakah kau tidak apa-apa?"
Gadis itu mengangguk, masih berlinang air mata.

Pria itu melanjutkan dengan, "Saya harap kita tidak merusak harimu begitu parah."
Ketika pria ini mulai beranjak pergi, gadis penjual yang buta ini memanggilnya, "Tuan..."
Pria ini berhenti, dan menoleh ke belakang untuk menatap kedua matanya yang buta.
Gadis ini melanjutkan, "Apakah engkau Yesus?"
Ia terpana. Kemudian, dengan langkah yang lambat ia berjalan masuk untuk mengejar penerbangan berikutnya. Dan pertanyaan itu terus menerus berbicara di dalam hatinya, "Apakah kau Yesus?"

Apakah orang-orang mengira engkau Yesus? Bukankah itu tujuan hidup kita? Untuk menjadi serupa dengan Yesus sehingga orang-orang tidak dapat melihat perbedaannya ketika kita hidup dan berinteraksi di dalam dunia yang buta dan tidak mampu melihat kasih, anugrah dan kehidupanNya... Jika kita mengakui bahwa kita mengenal Dia, kita harus hidup, berjalan, dan bertindak seperti Yesus. Mengenal Yesus adalah lebih dalam daripada hanya sekedar mengutip kata-kata dari Alkitab dan pergi beribadah di gereja. Mengenal Yesus adalah menghidupi FirmanNya hari demi hari. Anda adalah seperti buah apel tersebut di mata Allah meskipun kita rusak dan menjadi cacat ketika kita terjatuh. Allah berhenti mengerjakan apa yang sedang Ia kerjakan, mengangkat Anda dan saya ke suatu bukit yang bernama Kalvari dan membayar penuh semua kerusakan kita. Mari mulai jalani hidup sesuai dengan harga yang telah dibayarkanNya.

Sabtu, 05 Desember 2009

Seperti apakah ALLAH BAPA itu..?

Renungan Kristen Sehari-hari

Allah Bapa Seperti Pemulung

"Ada satu hal di mana TUHAN tidak berkuasa untuk melakukannya" TUHAN tidak berkuasa untuk tidak menepati janjiNYA. Ia begitu setia akan janjiNYA.(Mazmur 12:7)

Suatu hari Guru sekolah minggu memberikan tugas kepada murid-muridnya: Seperti apa Allah Bapa itu? "Untuk mudahnya, kalian harus melihat Dia sebagai seorang Bapa.. seorang papi," ujar guru tsb.

Minggu berikutnya, guru tsb menagih PR dari setiap murid yang ada. "Allah Bapa itu seperti Dokter!" ujar seorang anak yang papanya adalah dokter. "Ia sanggup menyembuhkan sakit penyakit seberat apapun!" "Allah Bapa itu seperti Guru!" ujar seorang anak yang lain. "Dia selalu mengajarkan kita untuk melakukan yang baik dan benar." "Allah Bapa itu seperti Hakim!" ujar seorang anak yang papanya adalah hakim dengan bangga,"Ia adil dan memutuskan segala perkara di bumi." "Menurut aku Allah Bapa itu seperti Arsitek. Dia membangun rumah yang indah untuk kita di surga!" ujar seorang anak tidak mau kalah. "Allah Bapa itu Raja! Paling tinggi di antara yang lain!" "Allah Bapa itu pokoknya kaya sekali deh! Apa saja yang kita minta Dia punya!" ujar seorang anak konglomerat.

Guru tsb tersenyum ketika satu demi satu anak memperkenalkan image Allah Bapa dengan semangat. Tetapi ada satu anak yang sedari tadi diam saja dan nampak risih mendengar jawaban anak2 lain. "Eddy, menurut kamu siapa Allah Bapa itu?" ujar ibu guru dengan lembut. Ia tahu anak ini tidak seberuntung anak2 yang lain dalam hal ekonomi, dan cenderung lebih tertutup.

Eddy hampir2 tidak mengangkat mukanya, dan suaranya begitu pelan waktu menjawab,"Ayah saya seorang pemulung... jadi saya pikir... Allah Bapa itu Seorang Pemulung Ulung." Ibu guru terkejut bukan main, dan anak-anak lain mulai protes mendengar Allah Bapa disamakan dengan pemulung. Eddy mulai ketakutan. "Eddy,"ujar ibu guru lagi. "Mengapa kamu samakan Allah Bapa dengan pemulung?"

Untuk pertama kalinya Eddy mengangkat wajahnya dan menatap ke sekeliling sebelum akhirnya menjawab,"Karena Ia memungut sampah yang tidak berguna seperti Eddy dan menjadikan Eddy manusia baru, Ia menjadikan Eddy anakNya."

Memang bukankah Dia adalah Pemulung Ulung? Dia memungut sampah-sampah seperti saudara dan saya, menjadikan kita anak-anakNya, hidup baru bersama Dia, dan bahkan menjadikan kita pewaris kerajaan Allah.

Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

Efesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu sendiri melainkan pemberian Allah.